Koneksi antar materi membantu saya untuk memahami keterkaitan antara materi yang telah dipelajari. Materi-materi tersebut membantu meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan sebagai pemimpin yang dapat mengambil keputusan yang berpihak pada anak. Dalam modul ini saya mempelajari sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya semakin memahami dilema etika dan bujukan moral melalui pembahasan kasus.
Ada dua dilema yang sering dihadapi oleh guru. Pertama adalah dilema etika, dimana ada dua hal yang sama-sama benar namun saling bertentangan (benar vs benar). Kedua adalah bujukan moral, terdapat dua hal yang saling bertentangan namun menimbulkan dilema saat membuat keputusan (benar vs salah). Penyelesaian masalah bujukan moral sudah jelas, pilihlah hal yang benar. Dalam pengambilan keputusan sebgai pemimpin pembelajaran kita perlu memperhatikan 3 hal dasar pengambilan keputusan yaitu: nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan murid/berpihak pada murid serta tanggung jawab.
Dalam menentukan suatu keputusan yang bijak, terkadang kita dihadapkan pada kebimbangan yaitu dilema etika (benar lawan benar), atau bujukan moral (salah lawan benar). Kita perlu memahai paradigma dilema etika dan prinsip pengambilan keputusan seperti pada gambar berikut:
Dalam tahap pengujian ini diperlukan keterampilan bertanya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif, kita perlu mengingat dan memahami tehnik coaching sehingga mampu memunculkan potensi-potensi yang ada sebagai kekuatan dalam pengambilan keputusan. Dengan metode bertanya yang kita pelajari dari coaching maka akan tergali pertanyaan-pertanyaan yang efektif dan terarah sehingga memunculkan opsi yang lebih baik lagi dalam pengambilan keputusan yang kita kenal dengan opsi trilema.
Pada koneksi antar materi ini akan saya awali dengan
menjawab kegiatan pematik yang kemudian akan saya lanjutkan dengan menjawab
beberapa pertanyaan panduan dalam membuat rangkuman dan kesimpulan pembelajaran
modul 3.1
Ø
Kegiatan Pematik
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun
mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching
them what counts is best)
Bob Talbert
1. Dari
kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang anda
pelajari?
"Dari
kutipan di samping dengan pembelajaran yang saya pelajari yaitu mengenai
pembelajaran delima etika, dimana kita sebagai seorang guru kita seringkali
mengalami dilema dalam pembelajaran antara mengedepankan materi atau nilai dari
sebuah materi melalui pendidikan karakter."
2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip
yang kita anut dalam pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kita?
"Nilai-nilai
dalam suatu pengambilan keputusan yang saya pegang yaitu pengambilan keputusan
harus dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid. Hal tersebut juga
diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk lingkungan sekolah yaitu
tercptanya lingkungan yang aman, nayman, tanpa adanya perselisihan."
3. Bagaimana
Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengembilan keputusan Anda?
"Sebagai
seorang pemimpin pembelajaran, kita harus dapat menuntun siswa untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kodratnya sehingga siswa akan mendapatkan kebahagiaan
melalui merdeka belajar. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus
mengutamakan kebutuhan belajar murid, yang dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran berdiferensiasi."
4. Menurut
Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
"Pembelajaran
pada modul ini memberikan pengetahuan bagaimana untuk mengambil keputusan yang
berupa delima etika atau bujukan moral, dengan mmeperhatikan nilai-nilai kebajikan
universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut merupakan
delima etika yang dapat diputuskan melalui 9 langkah pengambilan
keputusan."
Ø Pertanyaan panduan dalam membuat rangkuman dan kesimpulan dalam koneksi antar materi modul 3.1.
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Apabila
seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilema etika, untuk pengambilan
keputusan setidaknya harus berpedoman pada filosofis Ki Hajar Dewantara dengan
Pratap Triloka Pendidikan yang disampaikan yaitu:
- Ing Ngarso Sung Tuladha : menjadi teladan,
memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh orang
lain.
- Ing Madya Mangunkarsa: memberdayakan,
menyemangati, membuat orang lain kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara
dan sebagianya demi memperbaiki kualitas diri mereka.
- Tut Wuri Handayani : mempengaruhi, memelihara,
dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif agar orang lain
bertumbuh maju.
2. Bagaimana nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan?
Salah
satu nilai kebajikan universal yang menjadi baromater dari nilai-nilai
kebajikan yang lain yaitu tanggung jawab. sebuah keputusan ynag diambil harus
dapat dipertangungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab dari diri, sebuah
keputusan yang kita ambil akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan
ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya
wellbeing dalam ekosistem pendidikan.
3.
Bagaimana materi pengambilan
keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita
ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya?
Salah
satu tujuan kegiatan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang
dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan
keputusan yang mengarah pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan
yang diambil berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan
keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi
yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya wellbieng dalam ekosistem
sekolah.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap
pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional dangat berpengaruh
pada pengambilan keputusan khususnya kasus dilema etika. Guru yang baik pasti
akan menunjukkan integeritas dan kejujuran dalam mengambil keputusan. Memiliki
kemampuan dalam mengendalikan emosi, berpikiran jernih, dan perilaku diri yang
efektif dalam barbagai situasi dan kondisi. Kemampuan berempati terhadap orang
lain tidak memandang sebelah mata, bersikap adil dan bijaksana. Dalam
pengambilan keputusan guru juga harus memiliki kemampuan dalam mengambil
pilihan-pilihan membangun berdasarkan kepedulian, kapasitas dari bermacam-macam
tindakan dan petilaku untuk kesejahteraaan psikologis diri sendiri, masyarakat,
dan kelompok. Pada akhirnya keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
5. Bagaimana pembahasan studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang
dianut seorang pendidik?
Pada
pembahasan studi kasus yang bergokus pada masalah dilema etika dan bujukan
moral, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran,
keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab, dan penghargaan akan
hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut, maka sebuah keputusan
yang diambil hendaknya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
prinsip-prinsip yang berpihak pada murid serta mendorong terwujudnya iklim
pendidiakan yang baik dan kondusif di sekolah.
6. Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman?
Dengan
menjalankan prinsip among Ki Hajar Dewantara dan pola pikir inquiri apresiatif
pendidik diharapkan mampu menjalankan perannya. Menjadi pemimpin pembelajaran
juga berarti menjadi pemimpin yang memliki perhatian penuh terhadap komponen
pembelajaran, seperti pada kurikulum (intra, ekstra, dan kokulikuler), proses
belajar mengajar, melakukan refleksi, melakukan asesmen, dan melakukan
pengembangan guru secara konsisten. Guru sangat berperan dalam menciptakan
lingkungan yang aman, nyaman. menyenangkan. menantang dan kreatif, serta
relevan untuk murid-muridnya. Mereka diharapkan mampu menjadi pemimpin masa
depan yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnya siswa agar mampu
berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing individu.
7. Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan yang muncul dalam
pengambilan keputusan diantaranya adalah adanya pemikiran dari tiap individu
atau kelompok yang pro kontra. Seharusnya semua ekosistem dalam sekolah saling
berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama. Apabila terjadi pro kontra dalam
sistem sekolah akan berpengaruh dalam perubahan paradigma di lingkungan
sekolah, yaitu:
· Individu lawan kelompok ( individual vs comunity)
· Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
· kebnaran lawan kesetiaan ( truth vs loyalty)
·
Jangka pendek lawan jangka
panjang (short term vs long term)
8. Apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid
kita yang berbeda-beda?
Keputusan
yang diambil berpengaruh terhadap pembelajaran yang memerdekan murid seperti
keputusan bagaimana menyusun strategi pemblejaran yang dapat mengakomodir
kebutuhan belajar siswa. Membuat keputusan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid dapat diawali dengan mengetahui kesiapan belajar murid, minat
murid, kebutuhan belajar murid, dan profil belajar murid. Jika kita sudah
mengetahui unsur-unsur tersebut, selanjutnya kita dapat memutuskan strategi apa
yang tepat digunakan dalam pembelajaran, mengunakan pembelajaran
berdiferensiasi konten, proses, atau produk.
9. Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid-muridnya?
Seorang
pemimpin pembelajaran, sudah pastinya mengambil keputusan yang bijaksana yang
berpihak pada murid. Pengambilan keputusan yang bijaksana artinya dengan memperhatikan
nilai-nilai kebajikan universal, dan tanggung jawab, sehingga kehidupan murid
di masa depan akan terpenuhi dengan baik.
10.Apakah kesimpulan akhir
yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Berdasarkan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya dan
pembelajaran ayang ada pada modul 3.1, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengambilan keputusan haruslah didasari 3 unsur yaitu nilai-nilai kebajikan
universal, bertanggung jawab terhdap segala konsekuensi, dan berpihak pada
murid. Pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin hendaknya perpedoman pada
filosofis KHD dengan Pratap Trilokanya, berdasarkan nilai dan peran guru
penggerak yang dimiliki, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi serta
sosial emosional, keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan
langkah-langkah pengambilan keputusan.
11.
Sejauh mana pemahaman Anda
tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman
saya terhadap materi yang ada dalam modul 3.1 ini yaitu penerapan 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan keputusan merupakan langkah awal untuk menentukan apakah masalah
tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral. Sebuah kasus dikatak dilema
etika apabila benar lawan benar, sedangkan dikatakan bujukan moral apabila
salah lawan benar. Apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran
hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusn tdak perlu dilanjutkan lagi
karena sudah melalui uji legal (hukum) yang menyatakan kasus teersebut adalah
salah lawan benar (bujukan moral).
12.Sebelum mempelajari modul ini,
pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi
moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul
ini?
Pernah, dilema etika yang saya alami pada saat itu
berdasarkan paradigma individu lawan kelompok (individual vs community). Dimana
saat itu saya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak
meruugikan keduanya. Setelah saya mempelajari modul 3.1 ini, saya baru memahami
bahwa pengambilan keputusan hendaknya melalui beberapa langkah dalm pengujian,
agar keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
13.
Bagaimana dampak mempelajari
konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda
dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah
mempelajari modul ini, dalam mengambil keputusan kita sebagai seorang guru
tidak serta merta atas otoritas atau pandangan bahwa kita dapat mengontrol
siswa secara penuh, akan tetapi, keputusan yang kita ambil hendaknya
berlandaskan nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab, dan berpihak pada murid.
Keputusan yang diambil melalui 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian
keputusan.
14.
Seberapa penting mempelajari
topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang
pemimpin?
Sangat
penting, karena sebagai seorang pemimpin dimana sebuah keputusan yang diambil
hendaknya berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah atau sampai merugikan salah satu
pihak yang akan menimbulkan kekacuan. Dengan mempelajari modul ini, diaharapkan
setiap keputusan yang diambil adalah langkah paling bijaksana dan yang terbaik
serta berpihak pada murid.
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik
dari pembelajaran modul 3.1 meteri ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya adalah modul 1 mempelajari materi paradigma dan visi guru penggerak,
modul 2 mempelajari materi praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, modul
3 mempelajari materi kepemimpinan pembelajaran dalam pengembangan sekolah.
Ketiga modul telah dipelajari tersebut saling terkait untuk mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Memerdekakan murid agar murid Bahagia dalam
belajar sehingga mereka dapat memperisiapkan diri dalam masyarakat dengan
kodrat mereka masing-masing individu.
Demikian koneksi antar materi modul 3.1 Pengambilan dan Pengujian Keputusan yang telah saya rangkum. Mohon ma’af apabila terdapat kekeliruan dan semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar